PEMODELAN SISTEM PELACAKAN LOT PARKIR KOSONG BERBASIS SENSOR ULTRASONIC DAN INTERNET OF THINGS (IOT) PADA LAHAN PARKIR DILUAR JALAN
Pertumbuhan
Jumlah kendaraan bermotor di Indonesia dari tahun 2014 sampai tahun 2015
sebanyak 6,29%, dimana jumlah kendaraan pada tahun 2015 sebanyak 121,390 juta unit yang terdiri dari mobil
penumpang 13,48 juta unit, kemudian mobil barang 6,6 juta unit, serta mobil bis
dengan jumlah 2,4 juta unit dan paling dominan sepeda motor sebanyak 98,88 juta
unit. Dipulau Jawa sendiri menempati urutan pertama dalam jumlah kendaraan
yaitu sebesar 51,24% atau 62,200 unit kendaraan. Hal ini terutama di kota-kota
besar seperti Jakarta dan Surabaya mempunyai permasalah ruang parkir dimana
penggunaan parkir di area jalan (on street parking) sudah banyak dikurangi agar
dapat mengurangi kemacetan yang dikarenakan parkir di area jalan. Kebijakan
pemerintah untuk mengurangi adanya parkir di area jalan dilakukan pemerintah
daerah dengan mengharuskan pusat-pusat kegiatan bisnis (business district),
rumah sakit, perkantoran baik swasta maupun pemerintah menyediakan suatu ruang
parkir yang cukup (memenuhi standar).
Penyediaan ruang parkir yang cukup pada pusat-pusat kegiatan bisnis
(mall) biasanya adalah lahan bertingkat sedangkan untuk perkantoran pemerintah
dan rumah sakit biasanya masih berupa lahan mendatar yang dikarenakan masih
begitu luas ketersediaan lahan. Persoalan yang ditimbulkan adalah masalah
pencarian atau pelacakan tempat (lot) parkir yang masing kosong dimana
kendaraan (mobil) akan berputar-putar atau naik-turun untuk mencari lot parkir
yang masih kosong tersebut. Untuk mengatasi persoalan diatas pengelola parkir atau
manajemen parkir biasanya membantu pengguna parkir dengan memberikan info
jumlah lot parkir yang kosong pada jalur yang dilalui pengguna parkir. Walaupun
membantu tetapi masih sering pengguna parkir mencari posisi lot yang kosong
tersebut.
Untuk mengatasi
permasalahan diatas perlu dilakukan suatu cara agar pengguna lahan parkir dapat
dengan mudah untuk mengetahui dimana letak lot parkir yang masih kosong. Sebuah
sensor ultrasonic dan Internet of Things (IoT) dapat digunakan untuk dapat
memberikan informasi posisi dan keadaan lot parkir tersebut terisi maupun
kosong. Alat ini juga berguna bagi manajemen pengelolaan lahan parkir untuk
dapat memonitor sirkulasi penggunaan lahan parkir juga dapat digunakan untuk
monitoring pendapatan.
Istilah Internet of Things (IoT)
walaupun telah ramai dibicarakan orang tetapi masih banyak yang belum
mengenalnya, definisi standar hingga kini masih belum ada. Namun pada dasarnya
secara sederhana dapat dijabarkan dimana benda-benda (objek) disekitar kita
yang dapat saling berkomunikasi melalui jaringan internet. IoT ini mengacu pada
identifikasi suatu benda (objek) yang diinterprestasikan secara visual melalui
jaringan kabel ataupun nirkabel ke dunia maya (internet) kemudian diolah
menggunakan perangkat lunak aplikasi khusus untuk mendapat suatu informasi.
Implementasi dari IoT tergantung keinginan dari pengembang termasuk perangkat
lunak yang dibuatnya.
Internet of Things (IoT)
Internet of Things (IoT) adalah
skenario dari suatu objek yang dapat melakukan suatu pengiriman data/informasi
melalui jaringan tanpa campur tangan manusia. Teknologi IoT telah berkembang
dari konvergensi microelectromechanical systems (MEMS), dan
Internet pada jaringan nirkabel.
Sedangkan “A Things” dapat didefinisikan sebagai subjek seperti orang dengan
implant jantung, hewan peternakan dengan transponder chip dan lainlain. IoT
sangat erat hubungannya dengan komunikasi mesin dengan mesin (M2M) tanpa campur
tangan manusia ataupun komputer yang lebih dikenal dengan istilah cerdas (smart).
Istilah IoT (Internet of Things) mulai dikenal tahun 1999 yang saat itu
disebutkan pertama kalinya dalam sebuah
presentasi oleh Kevin Ashton, cofounder and executive director of the Auto-ID
Center di MIT.
Sensor Ultrasonik
Sensor ultrasonik adalah sebuah
sensor yang berfungsi untuk mengubah besaran fisis (bunyi) menjadi besaran
listrik dan sebaliknya. Cara kerja sensor ini didasarkan pada prinsip dari
pantulan suatu gelombang suara sehingga dapat dipakai untuk menafsirkan eksistensi
(jarak) suatu benda dengan frekuensi tertentu. Disebut sebagai sensor
ultrasonik karena sensor ini menggunakan gelombang ultrasonik (bunyi
ultrasonik). Gelombang ultrasonik adalah gelombang bunyi yang mempunyai
frekuensi sangat tinggi yaitu 20.000 Hz. Bunyi ultrasonik tidak dapat di dengar
oleh telinga manusia. Bunyi ultrasonik bisa merambat melalui zat padat, cair
dan gas. Reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat padat hampir sama
dengan reflektivitas bunyi ultrasonik di permukaan zat cair. Akan tetapi,
gelombang bunyi ultrasonik akan diserap oleh tekstil dan busa.
Gelombang ultrasonik dibangkitkan
melalui sebuah alat yang disebut dengan piezoelektrik dengan frekuensi
tertentu. Piezoelektrik ini akan menghasilkan gelombang ultrasonik (umumnya
berfrekuensi 40kHz) ketika sebuah osilator diterapkan pada benda tersebut.
Secara umum, alat ini akan menembakkan gelombang ultrasonik menuju suatu area
atau suatu target. Setelah gelombang menyentuh permukaan target, maka target
akan memantulkan kembali gelombang tersebut. Gelombang pantulan dari target
akan ditangkap oleh sensor, kemudian sensor menghitung selisih antara waktu
pengiriman gelombang dan waktu gelombang pantul diterima
Karena
kecepatan bunyi adalah 340 m/s, maka rumus untuk mencari jarak berdasarkan
ultrasonik adalah :
340.t
S (1)
2
dimana S merupakan jarak antara
sensor ultrasonik dengan benda (bidang pantul), dan t adalah selisih antara
waktu pemancaran gelombang oleh transmitter dan waktu ketika gelombang pantul
diterima receiver.
HC-SR04 merupakan sensor
ultrasonik yang berfungsi sebagai pengirim, penerima, dan pengontrol gelombang
ultrasonik. Alat ini bisa digunakan untuk mengukur jarak benda dari 2cm-4m
dengan akurasi 3mm.
Mikrokontroller bisa bekerja
pada order mikrosekon (1s = 1.000.000 μs) dan satuan jarak bisa kita ubah ke satuan
cm (1m = 100 cm). Oleh sebab itu, rumus di atas menjadi:
340 100 .t
S 1000000
2
0,034.t
S (2)
2
Alat ini memiliki 4 pin, pin Vcc,
Gnd, Trigger, dan Echo. Pin Vcc untuk listrik positif dan Gnd untuk ground-nya.
Pin Trigger untuk trigger keluarnya sinyal dari sensor dan pin Echo untuk
menangkap sinyal pantul dari benda.
Chip ESP-8266
ESP8266 merupakan modul wifi yang berfungsi sebagai perangkat agar
dapat terhubung langsung dengan wifi dan membuat koneksi TCP/IP.
Modul ini membutuhkan daya sekitar
5v dengan memiliki tiga mode wifi yaitu Station, Access Point dan Both
(Keduanya). Modul ini juga dilengkapi dengan prosesor, memori dan GPIO dimana
jumlah pin bergantung dengan jenis ESP8266
yang digunakan. Firmware default yang digunakan oleh perangkat ini
menggunakan AT Command, selain itu ada beberapa Firmware SDK yang digunakan
oleh perangkat ini berbasis opensource yang diantaranya adalah sebagai berikut
:
• NodeMCU dengan menggunakan basic
programming lua
• MicroPython dengan menggunakan basic
programming python
• AT Command dengan menggunakan perintah
perintah AT command
Untuk pemrogramannya sendiri kita bisa
menggunakan ESPlorer untuk Firmware
berbasis NodeMCU dan menggunakan
putty sebagai terminal control untuk AT Command, perangkat ini juga diprogram
menggunakan Arduino IDE dengan
menambahkan library ESP8266.
Frekuensi 2.4 GHz
Perkembangan
teknologi komunikasi memang terus maju, salah satunya adalah perkembangan
teknologi WiFi yang sudah banyak digunakan untuk berbagai bidang. WiFi adalah
sebuah teknologi jaringan yang bekerja dengan memanfaatkan teknologi Wireless
dan bisa bekerja pada dua jenis spectrum frekuensi yang berbeda yaitu 2.4 GHz
dan 5.8 GHz. Dua jenis frekuensi ini tentu memiliki sistem kerja yang berbeda
dan bisa dioperasikan dalam dua kondisi yang berbeda.
Frekuensi 2.4
GHZ memiliki beberapa ciri yang sangat jelas terlihat yaitu bekerja dengan 3
chanel tanpa overlapping, standar wireless adalah B, G dan N, jangkauan
jaringan yang lebih luas, dan tingkat gangguan yang lebih tinggi.
Tingkat
Gangguan dari frekuensi 2.4 GHz karena ada beberapa perangkat elektronik dan
komunikasi lain yang memang memakai tingkat frekuensi 2.4 GHz. Frekuensi 2.4
GHz juga bisa ditemukan untuk jaringan telepon, microwave, komputer dan
perangkat lain. Jadi pemakai WiFi dengan frekuensi 2.4 GHz harus berusaha untuk
mengurangi beberapa gangguan lingkungan yang terjadi karena tabrakan jaringan.
Pemakaian
frekuensi 2.4 GHz harus disesuaikan dengan daya pemakaian yang diinginkan.
Beberapa tujuan yang paling sesuai untuk 2.4 GHz adalah akses internet
sederhana seperti pencarian data, browsing dan penggunakan email saja karena
beberapa aplikasi ini memang tidak banyak mengambil bandwith dan bisa bekerja
dengan baik meskipun memiliki daya jangkau jarak yang lebih luas.
Keuntungan dari pemakaian
frekuensi 2.4 GHz adalah memiliki toleransi pemakaian dan gangguan yang lebih
kecil, sesuai untuk pemakaian beberapa perangkat yang membutuhkan WiFi standar
seperti pemakaian WiFi pada ponsel, laptop, dan kamera, juga tidak membutuhkan
lisensi untuk memakai frekuensi ini jadi lebih hemat dan mudah. Sementara itu
kerugian dari pemakaian frekuensi 2.4 GHz adalah jumlah channel yang lebih
kecil hanya tiga saja, frekuensi ini lebih banyak gangguan dan pemakai yang
lebih banyak.
Jenis-Jenis Parkir Ada empat jenis parkir, yaitu:
1. Parkir
di ruang milik jalan (on-street) Adalah ruang parkir pada jalan umum, parkir
ini mengambil ruang milik jalan baik legal maupun ilegal (biasanya mengambil
ruang peruntukan pejalan kaki dalam hal ini sering kali menyebabkan kemacetan)
2. Parkir umum
diluar ruang milik jalan
(public off-street)
Parkir umum tidak diruang milik
jalan dan penggunaan untuk semua anggota masyarakat dengan ketentuan yang
diberlakukan seperti waktu parkir maksimum atau pengenaan biaya parkir, dan
lain-lain.
3. Parkir
swasta non-residensial diluar ruang milik jalan (private non-residential
offstreet)
Parkir yang umumnya banyak
dijumpai pada pusat-pusat perbelanjaan atau perkantoran.
4. Parkir
pribadi dalam permukiman (private residential parking)
Jenis ini dapat ditemui pada gedung yang terkait dengan
pemukiman atau rumah susun (apartemen), sifatnya hanya penghuni yang dapat
memanfaatkannya.
METODE
Garis Besar Pendekatan Penelitian
Penelitian
dimulai dengan mengetahui tujuan studi dan memahami literature yang berhubungan
dengan tujuan studi serta sebagai acuan dalam melakukan penelitian, menentukan
data-data yang dibutuhkan serta alat-alat yang diperlukan, menghubungkan sensor
ultrasonic dengan chip ESP8266, melakukan sinkronisasi, membuat identifikasi
chip ESP8266 sebagai transmitter, membuat aplikasi manajemen parkir di server,
melaksanakan kajian pendahuluan untuk menentukan disain uji laboratorium dan
uji lapangan, melakukan uji laboratorium dan uji lapangan.
Metode dan Tahapan Pembuatan
Tahapan awal pembuatan dimulai dengan
disain kontrol chip ESP8266 untuk dapat menerima sinyal dari sensor ultrasonic
HC-SR04 menggunakan modul Arduino. Selanjutnya melakukan pemrograman untuk
menghasilkan disain kontrol yang sesuai dengan identitas lot parkir dan dapat
memancarkan data identitas lot parkir secara terus menerus melalui sinyal wifi.
Indikator Keberhasilan
Indikator
keberhasilan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Terbuatnya sistem pendeteksian lot parkir dengan sensor
ultrasonic HC-SR04 yang dipadukan dengan chip ESP8266 sebagai pengirim info lot
parkir.
2.
Terselesaikannya transfer data dengan menggunakan
wireless access point pada frekuensi 2,4 GHz.
3.
Terselesaikannya pembuatan software aplikasi manajemen
parkir dengan software PHP dan database MySQL pada server.
4.
Terselesaikannya aplikasi mobile berbasis android untuk
pengguna parkir.
Perancangan Hardware
Indentifikasi lot parkir dibangun oleh sensor ultrasonic HC-SR04
yang akan memancarkan gelombang ultrasonic ke suatu objek dalam hal
ini adalah lantai atau mobil dan menerima gelombang pantulannya sehingga
berdasarkan waktu tempuh (waktu awal mengirimkan gelombang hingga menerima
kembali gelombang pantulan) dapat diketahui jarak antara sensor dengan objek.
Kemudian informasi yang didapatkan diteruskan ke chip ESP8266 dan dilakukan
pengolahan data tersebut. Chip ESP8266 akan memancarkan informasi status lot
parkir dan akan diterima oleh access point dan diteruskan ke server manajemen
parkir yang berbasis web. Data informasi akan berada pada cloud akan diupload
dengan software aplikasi khusus di gadget pengemudi, sehingga dapat dengan
mudah untuk mendapatkan informasi mengenai lot parkir yang masih kosong.
Perancangan Software
Realisasi
identifikasi lot parkir dibutuhkan tiga software yaitu Arduino IDE untuk
memprogram chip ESP8266 sebagai client dan router, software PHP untuk membuat
program aplikasi manajemen parkir pada server dan software Android Studio untuk
membuat program aplikasi berbasis android untuk gadget (smartphones).
Hardware client dalam hal ini adalah
chip ESP8266 diisi dengan program berupa nomor lot parkir sebagai SSID (service
set identifier) dan dapat menerima sinyal yang dikirim dari sensor ultrasonic
serta mengolahnya dengan menggunakan software Arduino IDE dan dipancarkan
terus-menerus oleh sinyal wifii.Untuk hardware
router juga dipakai chip
ESP8266 yang diprogram untuk
dapat menangkap sinyal wifi yang dipancarkan oleh hardware chips client. Router
ini harus terhubungan dengan jaringan internet melalui access point terdekat
dan melakukan scanning SSID client (nomor lot parkir dan statusnya) kemudian
mengirimnya ke web service dan web server akan menampilkan status lot parkir
tersebut.Dengan
menggunakan software khusus untuk gadget pengguna lahan parkir maka gadget akan
dapat menampilkan peta area parkir dan
status lot-lot parkir pada area (lantai parkir) dimana pengguna berada.
Sehingga pengguna lahan parkir dapat mengetahui status dan posisi lot parkir
terutama untuk lot parkir yang masih kosong.
Uji Coba Laboratorium
Pengujian
laboratorium dilakukan dengan merangkai sensor ultrasonic pada breadboard dan
mengubungkannya dengan chip ESP8266 dengan aturan sebagai berikut:
Sensor
Ultrasonic
HC-SR04
|
|
Chip
ESP8266
|
VCC
|
ó
|
5v
|
Trigger
|
ó
|
D5
|
Echo
|
ó
|
D6
|
GND
|
ó
|
G
|
Catu daya berasal dari konverter V-AC ke V-DC sebesar 5v pada bagian micro usb yang ada pada chip ESP8266. Kemudian pada chip juga dihubungkan dengan LCD 16x2 untuk menampilkan hasil pengukuran yang diterima dari sensor ultrasonic. Langkah selanjutnya adalah memprogram chip ESP8266 untuk dapat menerima dan mengolah sinyal dari sensor ultrasonic HC-SR04 dan mengirimkan info ke LCD 16x2 untuk ditampilkan. Pengujian dilakukan dengan cara menghalangi sensor ultrasonic pada jarak tertentu dan dilihat apa LCD menampilkan nilai jarak yang sama .Bila pada LCD tertera nilai yang sama dengan jarak benda yang menutupi sensor ultrasonic maka rangkaian dan program bekerja dengan baik. Setelah alat selesai diuji di laboratorium maka untuk pengujian/implementasi lapangan, alat ditempatkan pada sebuah casing khusus kemudian dipasang pada plafon dengan posisi tengah-tengah lot parkir pada lokasi parkir yang dipilih sebagai tempat uji lapangan.Pada lot parkir sensor ultrasonic akan memancarkan gelombang ultrasonic sampai ke lantai dan pantulannya akan diterima kembali oleh sensor, kemudian sensor akan mengirim informasi ke chip ESP8266. Chip akan mengolahnya sebagai nilai jarak lot parkir (S0) sebagai nilai default dan memancarkan secara terus menerus melalui sinyal wifi. Karena sensor terus menerus memancarkan dan menerima kembali gelombang ultrasonic dan mengirimkan ke chip, maka setiap saat chip juga memancarkan data jarak lot parkir melalui sinyal wifi. Data yang dipancarkan oleh chip melalui sinyal wifi akan diterima oleh access point untuk diteruskan ke server, kemudian server akan mengolahnya sebagai status lot parkir. Jika nilai jarak yang dikirimkan chip sama dengan nilai default yang ada pada server, maka server akan memberikan status kosong lot parkir. Sedangkan bila nilai jarak kurang dari default maka server akan memberikan status isi pada lot tersebut.dalam hal ini dipakai peta lot parkir mobil samping gedung A Universitas Kadiri yang ditampilkan pada sistem informasi berbasis web pada server yang telah dipadukan dengan informasi status lot parkir telah berhasil diwujudkan (gambar 18).Sistem informasi menampilkan status masing-masing lot parkir yang ditandai dengan warna hijau untuk status lot kosong dan warna merah untuk status bahwa lot tersebut terisi mobil.
Gambar 18. Sistem Informasi Lot
Parkir
Berbasis Web
Sehingga permasalahan pelacakan lot
parkir kosong dapat dipecahkan dengan memasang sensor ultrasonic yang dipadukan
dengan chip ESP8266 dengan modul wifi sebagai penampung sinyal yang berasal
dari sensor dan SSID dari lot parkir serta memancarkannya melalui sinyal wifi.Sayangnya hingga makalah ini dibuat
untuk aplikasi pada perangkat pengguna (gadget) belum selesai dikembangkan
namun secara garis besar model aplikasi pada gadget menginformasikan peta lot
parkir dan status lot parkir seperti kalau menggunakan aplikasi GPS navigation. Persoalan yang timbul pada aplikasi
gadget adalah tidak dapat menampilkan jumlah kendaraan yang masih mencari lot
parkir kosong pada area yang dipetakan, kecuali semua pengguna membuka aplikasi
untuk gadget.Pada masa
mendatang kami juga akan mencoba untuk memadukan hasil penelitian kami tentang
digitalisasi nomor polisi kendaraan (Pemanfaatan Internet of Things Sebagai
Solusi Manajemen Transportasi Kendaraan Sepeda Motor, Mudjanarko, S. W.,
Winardi, S., Limantara, A. D., 2017) sebagai satu kesatuan untuk menunjang
manajemen parkir dalam hal pengelolaan, pengawasan dan pelayanan yang lebih
baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar